Posted by DKT RISET PEMASARAN on Friday, December 12, 2014
Hampir semua bidan di Indonesia
menggunakan internet dan televisi sebagai sumber informasi utama tentang
kesehatan. Hal itu terungkap dalam hasil survei Edelman Indonesia (EI)
yang bertajuk Healthcare Professional Survey 2014 baru-baru ini yang meneliti tentang persepsi bidan terhadap masalah kesehatan dan lembaga-lembaga terkait.
Peran televisi dan internet melebihi panduan resmi yang dikeluarkan
oleh pemerintah maupun industri kebidanan. Kedua media informasi ini
sangat berharga, sehingga mencerrminkan pentingnya pengaruh dari kedua
sumber tersebut.
Melihat dari sumber informasi yang dituju para bidan untuk
memverifikasi informasi yang mereka dapatkan dalam delapan isu utama
kesehatan tersebut, para pakar dan portal berita online merupakan sumber
informasi yang paling digemari oleh para bidan.
Sigi kesehatan ini merupakan yang ke-3
kalinya dilakukan EI. Penelitian dilakukan sejak Januari-April 2014
yang melibatkan responden 600 bidan di 6 kota besar di Indonesia:
Jakarta, Medan, Yogyakarta, Surabaya, Makassar dan Denpasar. Sebanyak
61% responden dari daerah perkotaan dan 39% dari daerah pedesaan.
Survei ini secara khusus memfokuskan
pada 8 isu kesehatan utama, meliputi: kesehatan ibu dan anak,
kehamilan, reproduksi, keluarga berencana, nutrisi, ASI eksklusif serta
HIV/AIDS.
“Hasil survei tersebut mencerminkan
kecenderungan bidan yang terbiasa dengan sumber informasi terbaru dan
mudah dijangkau dalam membantu melakukan pekerjaan mereka,,” ujar Arie
Rukmantara, Social Engagement Senior manager Health and Human Services Edelman Indonesia.
“Yang menjadi pertanyaan adalah
bagaimana cara untuk memastikan bahwa informasi yang tersedia adalah
terpercaya,” terang Arie saat memaparkan hasil survei Edelman pada
wartawan di Jakarta (11/11).
Arie juga menjelaskan, ditemukan
sebagian besar dari bidan yang disurvei itu tidak memverifikasi
informasi yang mereka terima dari sumber informasi. Hal ini menunjukkan
tingkat kepercayaan tinggi terhadap kredibilitas sumber informasi yang
tersedia. {
Baca : Metodelogi Penelitian}
Ketua Ikatan Bidan Indonesia untuk
wilayah Jakarta Selatan, Sri Indiyah, mengungkapkan, hasil penelitian EI
ini tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar. Walaupun demikian,
bidan yang yang sudah praktek sejak tahun 1975 tersebut, menyatakan
bahwa ia sangat menghormati hasil survei yang dikeluarkan oleh EI.
Latar belakang survei ini terkait dengan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan yang resmi diluncurkan awal tahun 2014, yaitu
dengan menyediakan pelayanan kesehatan dasar kepada sekitar 125 juta
masyarakat yang saat ini tidak memiliki asuransi kesehatan negara
ataupun swasta. Selain itu, mengacu hasil laporan United Nations Report
dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), terdapat sekitar 200.000 lulusan
kebidanan yang mayoritas berada di pedesaan di Indonesia.{
Baca : Jenis2 Data Penelitian}
“Terkait munculnya informasi yang tidak akurat di internet, kami
tidak sempat konfirmasi. Sebab tugas kami sebagai bidan sangat sibuk.
Tapi, jika memang ada kekeliruan informasi dari berbagai media massa,
kami akan melaporkan ke pengurus IBI pusat,” jelas Sri yang b
idan senior dan pengajar di Akademi Kebidanan di Bhineka Jakarta Satu itu.{Baca : Observasi}
Survei ini juga meninjau sumber di
mana para bidan memberikan referensi kepada pasien. Ketika ditanya
mengenai sumber paling terpercaya untuk para pasien, bidan yang
diwawancarai merekomendasikan pasien untuk melihat TV dan dokter medis.
Menariknya, hasil Edelman Professional Survey tahun 2013 lalu, yang
meneliti 412 dokter medis di empat kota, menemukan bahwa 38% dari dokter
medis seringkali merekomendasikan pasien mereka ke internet dan 32%
lainnya ke sesama dokter medis untuk kesehatan atau informasi medis. {
Baca : Wawancara}
Melalui survei ini diharapkan para praktisi kesehatan, institusi kesehatan (Depkes) serta industri farmasi untuk melakukan tripartite collaboration, yaitu, membangun kepercayaan dan mensinergikan perannya dalam membangun kapasitas pelayanan kesehatan dan dokter.
Sumber : Swa.co.id
Jika Anda Memerlukan Riset Pemasaran
WhatsApp
No: 0838 9312 8913